Keterbatasan tempat untuk terus menimba ilmu agama, tampaknya tidak menyurutkan para santri yang juga merupakan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB). Semangat para santri untuk terus melestarikan kultur dan nafas NU di perantauan terus menggebu, salah satunya dengan mendirikan pondok pesantren bernama Ma’had Jawi. Namun, didirikannya pesantren ini menjadi tantangan baru bagi para mahasiswa itu, karena belum adanya pesantren berbasis Ahlus Sunnah Wal Jama’ah an Nahdliyyah di lingkungan kampus.
Hamzah Alfarisi, Mundzir Ma’had Jawi mengatakan bahwa pesantren ini telah berdiri selama 4 tahun dengan mengontrak di sebuah rumah. Namun karena kurangnya ruang gerak dan semakin banyaknya santri, tahun ini Pesanten Ma’had Jawi berencana untuk membeli sebuah bangunan sebagai tempat tinggal santri dan asatidz.
“Ma’had Jawi adalah Pesantren NU pertama di lingkungan kampus IPB, namun saat ini pesantren hanya diperuntukkan bagi santri putra yakni dengan meminjam kediaman dari salah satu dewan pembina. Namun, para santri semakin meningkat setiap tahunnya, sehingga kebutuhan pembangunan pondok pesantren yang dilengkapi asrama dan fasilitas pembelajaran sangat mendesak.” Ujar Hamzah.
Dalam mewujudkan berdirinya pondok pesantren tersebut, dana sebanyak Rp. 1.500.000.000,- (satu miliar lima ratus juta rupiah) dibutuhkan untuk pembebasan tanah dan bangunan. Untuk itu, kami dari Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) IPB mengajak seluruh masyarakat, khususnya Nahdliyyin untuk turut membantu Pesantren Ma’had Jawi dengan berwakaf melalui halaman penggalangan dana ini. Caranya: