Santrihub.or.id – Lahir dari Keluarga tersohor di Tuban, bapaknya seorang bupati Tuban bernama Tumenggung Wilatikta dan ibunya bernama Dewi Nawangrum.
Memiliki nama kecil Raden Sahid, namun beranjak dewasa ia memiliki banyak sebutan diantaranya Pangeran Tuban, Lokajaya, Syaikh Malaya, Ki Dalang Sida Brangti, dan Raden Abdurrahman.
Sejak dari kecil Sunan Kalijaga sudah diperkenalkan ajaran agama Islam oleh guru agamanya. Dengan tujuan agar nilai-nilai Islam dapat menjadi pedoman hidupnya. Selain itu, beliau juga sudah diajarkan untuk memiliki jiwa kepemimpinan terutama ketika menyelesaikan suatu masalah.
Masa muda Raden Sahid terbilang cukup kontroversial. Kala itu ia melakukan perbuatan perampokan dan pencurian terhadap pejabat-pejabat kaya. Tekad yang kuat untuk melakukan perbuatan tersebut ternyata berlandaskan dari para pejabat kaya yang kikir kepada masyarakat miskin, sehingga istilah yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin itu benar adanya. Maka dari itu Raden Sahid bertekad mencuri untuk kemudian hasilnya dibagikan kepada masyarakat miskin yang kelaparan.
Aksinya tersebut ternyata tak selamanya berjalan mulus, satu ketika ayahanda nya mengetahui perbuatan anaknya. Sehingga diusir Raden Sahid dari istana oleh ayahanda nya. Keluar dari istana justru membuat Raden Sahid semakin menjadi terkenal karena perlakuan perampokannya itu.
Suatu ketika di hutan ia berniat merampok seseorang yang sedang berjalan yakni Sunan Bonang, tetapi niat buruknya itu gagal sebab kesaktian yang dimiliki Sunan Bonang. HIngga akhirnya ia bertobat kepada Yang Maha Kuasa.
Setelah peristiwa tersebut diangkat lah Raden Sahid sebagai muridnya Sunan Bonang, dengan syarat ia harus menunggu Sunan Bonang di pinggir sungai sambil menjaga tongkatnya. Penantian Raden Sahid inilah yang menjadikannya julukan Kalijaga yang berarti menjaga kali (sungai)
Menjadi salah satu bagian dari Walisongo, orang-orang yang menyebarkan agama Islam khususnya di pulau Jawa. Sunan Kalijaga memiliki strategi dakwah yang unik. Sunan Kalijaga mengenalkan agama Islam kepada masyarakat melalui pertunjukan wayang. Dengan cara yang unik ini membuat masyarakat setempat beramai-ramai datang untuk menikmati pertunjukan tersebut. Beliau tidak pernah menarik bayaran dari masyarakat, namun sebagai bayarannya beliau meminta kepada masyarakat yang datang untuk bersyahadat dan mengucapkan sumpah pengakuan bahwa tiada Tuhan selain Allah juga mengakui bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Strategi dakwahnya sangat luwes sehingga disukai oleh masyarakat yang kala itu masih menganut kepercayaan nenek moyangnya. Sunan Kalijaga mengemas ajaran Islam dalam kebudayaan masyarakat sekitar, hal tersebut membuat masyarakat Jawa kala itu tidak merasa adanya perubahan kebudayaan.
Oleh karena itu, menurut masyarakat Jawa sosok Sunan Kalijaga ada wali yang paling populer dan sebagai guru agung.
Penulis: Fasha Baitul Hakim